Batu ( siaptv.com ) – Bisnis keripik buah dewasa ini memang cukup banyak dapat dijadikan sebuah bisnis yang menguntungkan. Cara menentukan sebuah bisnis juga dapat dilakukan dengan memandang segala aspek yang ada. Dengan melihat potensi serta peluang yang ada di sekitar kita, tentunya juga menjadi cara dan ide cemerlang dilakukan.
Salah satunya dengan melihat peluang bisnis yang ada, misalnya saja dengan memanfaatkan buah maupun sayuran yang melimpah di sekitar kita, tentunya dapat dijadikan nilai income yang lebih dari segi ekonomi.
Contohnya saja saat musim panen buah apel, tentu jumlahnya yang ada di daerah-daerah sangat banyak sekali, sehingga banyak buah apel yang mudah untuk membusuk. Tentu hal ini sangatlah merugikan dengan membuang buah akan percuma. Agar tidak terbuang sia-sia, pemanfaatan cara pengolahan buah apel perlu dicoba.
Hal itu seperti yang dilakukan H. Khamim Tohari, S.Sos salah seorang anggota DPRD Kota Batu. Dengan memanfaatkan buah apel di daerahnya, mantan wartawan senior ini mencoba peruntungan dengan berbisnis keripik berbahan dasar buah apel.
“Ya, perkembangan zaman dan teknologi yang semakin mengalami kemajuan telah memberikan cara pengolahan buah dengan nilai jual yang cukup tinggi. Yakni dengan memnfaatkannya untuk dijadikan keripik buah apel ini contohnya. Cara pengolahan keripik buah ini diproduksi dengan menggunakan suatu mesin yang dinamakan mesin vacuum frying. Banyak sekali aneka jenis buah maupun sayuran yang berpotensi untuk dijadikan keripik. Misalnya saja jenis buah mangga, jambu, melon, salak, pisang semangka, belimbing, nanas dan juga jenis sayuran seperti timun, tomat, wortel, kacang panjang, labu dan lainnya,” kata Khamim kepada awak media, Sabtu (10/12/2022).
Menurutnya, menekuni usaha bisnis keripik buah tentu akan lebih menguntungkan dengan cara mengolah bahan baku yang mudah dan banyak ditemukan disekitar atau disekeliling daerah kita.
“Selain itu, pangsa pasar untuk keripik buah ini juga masih terbuka dengan lebar baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Jika dengan menjual buah segar saja tentu harga yang ditawarkan cukup murah, lalu bandingkan dengan mengolah buah segar menjadi keripik buah tentu satu kilogramnya saja bisa lebih tinggi,” ujarnya.
Dengan nilai penjualan yang tinggi ini, kata Khamim, tentu akan membuat bisnis keripik buah akan lebih menguntungkan dan dapat meningkatkan penjualan buah segar dengan nilai yang lebih tinggi.
“Jenis bisnis keripik buah apel tentu memiliki peluang yang sangat bagus untuk dijalankan. Bila kita mengetahui cara pengelolaan bisnis yang tepat tentu akan mengerti dan paham tentang cara bisnis keripik buah yang sukses. Sebelum memutuskan untuk terjun dalam bisnis keripik buah tentu juga harus mengetahui gambaran bisnis tersebut dengan potensi yang dimilikinya. Langkah selanjutnya yakni dengan menganalisa maupun mempertimbangkan bentuk bisnis keripik buah dengan sebagaimana yang dijalankan,” ucapnya.
Khamim juga memaparkan, bahwa salah satu hal yang terpenting juga harus tau dan menentukan target pemasaran keripik buah apel. Dirinya juga mengungkapkan, jika menjelang musim liburan akhir tahun atau natal dan tahun baru (Nataru) permintaan juga sangat besar.
“Jenis keripik seperti apel, pisang, nangka, mangga, nanas dan salak mengalami peningkatan pesanan mencapai 60 persen. Kami kirim ke luar kota, luar pulau hingga sampai luar negri salah satunya ke Hongkong dengan pengiriman via JNE. Kalau kota-kota besar ke Lampung, Bandung, Jakarta. Tetapi yang paling besar pasarnya di Malang Raya, biasanya dari toko pusat oleh-oleh yang membeli dengan cara kulakan (dijual lagi), seperti menjadi reseller keripik buah misalnya. Kalau musim liburan seperti hari ini kebetulan kami dikunjungi rombongan dari Persit Surabaya 30 orang, mereka membeli dengan jumlah banyak untuk oleh-oleh,” urai Khamim.
Produksi dan Pengolahan Keripik Buah Apel
Khamim menjelaskan, jika pada setiap harinya untuk produksi keripik buah apel membutuhkan bahan baku sekitar 1,5 ton. Keripik buah apel yang di produksi tersebut, juga layak di konsumsi, karena telah memiliki PIRT No.214357904014218. Dan pada kemasan keripik juga sudah tertera Netto mulai 100 gram, 250 gram hingga 500 gram dengan harga yang bervariasi.
“Bahan baku buah apel jenisnya manalagi dengan kualitas yang baik. Kebetulan bahan bakunya setiap hari ada di daerah Desa Tulungrejo. Selain itu, kami juga memberdayakan 50 orang warga masyarakat sekitar. Dan untuk bahan baku buah nangka itu kan memang musiman, jadinya pada bulan ini memang banyak, tapi nanti bulan kedua 2023 sudah menurun bahan bakunya,” tukas dia.
Saat di singgung dampak dari inflasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pria yang gemar mengendarai motor trail ini juga mengungkapkan, jika tentunya harga keripik buahnya juga mengalami kenaikan. Bahkan, diakuinya itu sejak Oktober lalu seiring dengan adanya kenaikan harga kebutuhan pokok dan kenaikan BBM.
“Keripik buah apel setiap kilogramnya kami jual Rp 95 ribu, keripik nangka Rp 120 ribu, keripik mangga Rp 95 ribu, keripik nanas Rp 100 ribu, keripik salak Rp 85 ribu dan keripik pisang Rp 80 ribu. Jadi, untuk selisih kenaikannya itu Rp 5 ribu. Itu juga dari tiga bulan yang lalu, karena seperti minyak goreng kan juga naik, jadi biaya produksi kita ya disesuaikan dengan kenaikan BBM juga tentunya,” ucap dia.
Berkaitan dengan omzet atau pendapatan, mantan Kasun Desa Tulungrejo ini juga menguraikan, jika dirinya bersama sang istri tercinta memulai usaha dengan merintis sudah ada sejak 2012 yang lalu.
“Alhamdulilah, pendapatan kami dalam sehari menghasilkan omzet sekitar Rp 9 juta. Total ada 50 pegawai dari warga masyarakat sekitar, itu mulai dari yang bekerja dan produksi mulai pukul 06.00 WIB hingga 16.00 WIB. Dulu karena mulai awal pandemi kita memang sempat tutup. Lantas kemudian di tahun 2022 ini kami mulai produksi lagi, tapi secara bertahap, hingga seperti saat ini dengan banyaknya permintaan dari konsumen,” ujarnya.
Sementara itu, Hj. Lilik Sumarli istri dari Khamim Tohari menambahkan, bahwa penentuan target dibutuhkan bagi para pemula bisnis keripik buah. Menurutnya, sasaran yang dituju harus sesuai dengan kapasitas produksi keripik buah yang dimaksud.
“Misalnya saja jika kita ingin memproduksi keripik buah untuk ditawarkan di supermarket maupun swalayan, tentu ukuran keripik buah harus lebih besar karena fokus untuk memasarkan dengan kaum menengah atas. Jika ingin produksi keripik buah juga dapat dinikmati kalangan bawah, tentunya kita juga harus menyesuaikan harga yang murah dengan bentuk kemasan atau packing secara sederhana, namun tetap menjadi daya tarik bagi calon konsumen,” katanya sembari menjukkan kemasan keripik buah apel.
Dirinya memaparkan, hal yang utama diprioritaskan salah satunya juga pemilan dari bahan baku yang pastinya dengan kualitas terbaik.
“Untuk membuat keripik buah ini tentu harus disesuaikan dengan musim buah yang ada. Jika musim tertentu banyak sekali buah mangga, maka dapat memproduksi keripik buah mangga, namun saat tertentu juga musim buah salak, maka dapat memproduksi keripik buah salak. Penyesuaian buah terhadap musimnya tentu akan menghemat biaya bahan baku maupun produksi. Selain itu juga harus memperhatikan mengenai pemilihan buah yang baik. Sebaiknya memilih buah yang masih fresh atau segar dengan kualitas yang baik pula. Dengan kualitas buah yang baik, tentunya akan menghasilkan keripik buah yang berkualitas bagus yang diminati konsumen,” kata Hj. Lilik.
Tak hanya itu, dalam tahapan produksi dari buah menjadi keripik diakuinya juga tidak boleh dilakukan dengan asal-asalan.
“Karena tahapan produksi buah menentukan hasil akhir dari rasa keripik buah yang kita olah. Dalam tahapan ini harus benar-benar dijaga, tujuannya agar prosesnya mampu menjaga kualitas produk itu sendiri. Setelah pemilihan kualitas buah yang baik yang segar dan bagus, kemudian buah dikupas dan dibersihkan dari kotoran maupun bagian yang tidak dapat dimakan. Setelah proses tahapan pengupasan selesai, lalu kemudian berlanjut dengan pencucian buah. Namun, sebaiknya buah dicuci dahulu dengan air yang mengalir agar terbebas dari kotoran yang melekat di buah,” ungkapnya.
Diakuinya lagi, rumah produksi bernama Toko Keripik Buah Kendedes yang beralamatkan di Jalan Gajahmada, Gang lll, Selecta, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu ini, dalam tahapan perajangan buah yang kemudian disesuaikan dengan bentuk keripik yang diinginkan, juga tidak boleh dikerjakan dengan sembarangan.
“Jadi, setelah itu langsung ke tahapan penggorengan menggunakan mesin tertentu yang dinamakan mesin vacuum frying. Setelah buah mengering, maka keripik buah matang dan bisa diangkat lalu bisa langsung ditiriskan dengan mesin peniris minyak. Proses penirisan minyak ini tentunya juga memiliki peranan penting, dengan tujuan agar keripik menjadi tahan lama dan lebih awet hingga sampai satu tahun masa Expired,” Hj. Lilik.
Tak berhenti disitu, pihaknya juga mengungkapkan kembali lebih lanjut soal tahapan proses pengemasan keripik buah.
“Jadi keripik yang sudah jadi bisa langsung dikemas memakai mesin pengemasan. Dalam pengemasan juga diperlukan tampilan yang menarik dan juga bagus. Terutama mencantumkan brand produk kemasan keripik buah, sebaiknya juga menggunakan kemasan plastik yang lebih tebal untuk mempertahankan kualitas serta mutu dari hasil keripik buah yang akan kita pasarkan.
Selanjutnya, masih kata Hj. Lilik hal yang juga tidak kalah penting dalam tahap pemasaran dari hasil akhir produksi keripik buah, yang akan dipasarkan.
“Cara kita memasarkan produk keripik buah memang dapat ditempuh dengan berbagai cara yang ada, dengan melakukan strategi pemasaran dengan pemanfaatan berbagai sarana yang ada baik melalui cara online ataupun off line. Seperti melalui media sosial tiktok, facebook dan instagram, tentunya kita menawarkan produk keripik buah kepada sahabat, teman, saudara, tetangga dan lainnya. Namun cara pemasaran dengan menitipkan ke toko, warung, supermarket, minimarket, swalayan, mall atau toko oleh-oleh juga data dipakai. Pemanfaatan akses internet juga bisa digunakan dalam mempromosikan bisnis keripik buah ini, misalnya dengan membuat toko online lewat sebuah website atau lewat sosial media,” ucapnya.
Dalam memasarkan produk keripik buah ini, dijelaskannya kembali juga tidak boleh lupa untuk menentukan harga jual yang ada.
“Artinya, sebelum menentukan harga jual tentunya juga harus melihat harga yang ada di pasaran. Konkretnya, jangan menjual harga terlalu tinggi dan juga terlalu murah, gunakan harga yang pas dan seimbang dengan modal yang dibutuhkan mulai dari bahan baku, produksi, pengemasan hingga siap untuk dipasarkan,” pungkasnya.
Terpisah, Vita Indah Sari (40) dari Puspek Nubika Kota Surabaya yang kebetulan datang bersama rombongan mengapresiasi, akan bisnis usaha yang digeluti Khamin Tohari bersama sang istri tersebut.
“Terus terang bisnis ini sangat bagus dan layak, karena dapat membantu dengan memberdayakan masyarakat sekitar, selain itu pastinya juga mengurangi angka pengangguran. Ini tadi kami bersama rombongan membeli banyak sekali, rencananya buat oleh-oleh dan camilan dalam perjalanan pulang ke rumah,” tandas Ibu dua anak ini. ( Yan)