Dari Cilacap ke Banjarnegara: Rentetan Longsor di Jawa Tengah dalam Satu Pekan

banner 728x90

Banjarnegara – Bencana longsor kembali memicu kepanikan warga di wilayah Provinsi Jawa Tengah. 

Setelah insiden yang terjadi di Cilacap, peristiwa serupa kini terjadi di Banjarnegara, pada Minggu, 16 November 2025 sore. 

Diketahui, sebanyak 179 warga Desa Pandanarum terpaksa mengungsi setelah tanah dari bukit di Dusun Situkung bergerak dan meluncur ke permukiman pada Minggu siang.

Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara, Aji Piluroso menjelaskan Tim Reaksi Cepat telah dikerahkan sesaat setelah laporan masuk.

“Berdasarkan data hingga pukul 16.35 WIB, tercatat sebanyak 179 jiwa mengungsi ke Pendopo Kecamatan Pandanarum,” kata Aji dalam keterangan resminya, pada Minggu, 16 November 2025.

“Saat ini belum terkonfirmasi adanya korban meninggal dunia,” tambahnya.

Hingga kini, BPBD masih mengumpulkan laporan terkait rumah warga yang terdampak. 

Di samping itu, pendataan dinyatakan masih belum rampung lantaran kondisi tanah di area kejadian masih labil.

Detik-detik Insiden Longsor di Banjarnegara

Dalam video berdurasi 26 detik yang beredar di akun X @babegini, pada Minggu 16 November 2025, warga terlihat berlarian ketika material longsor turun dari atas bukit. 

Pada video lain yang berdurasi 13 detik, terlihat sebuah rumah telah tertimbun tanah dan narator menjelaskan bahwa pergerakan tanah kembali terjadi.

BPBD Banjarnegara masih memantau situasi di lapangan dan berkoordinasi dengan desa serta relawan untuk memastikan penanganan darurat berjalan aman.

Kilas Balik: Dampak Longsor Besar di Cilacap

Peristiwa Banjarnegara ini terjadi hanya beberapa hari setelah tragedi longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, yang terjadi pada Kamis 13 November 2025. 

Insiden tersebut menimbulkan dampak besar dan membuat Desa Majenang di Cilacap itu masuk dalam zona merah.

Bencana yang dipicu hujan deras dan meningkatnya debit air sungai itu menimbun puluhan warga. Data terbaru menyebutkan total korban mencapai 46 orang.

Hingga Minggu, 16 November 2025 pukul 18.00 WIB, rincian korban insiden longsor di Cilacap, yakni 23 orang selamat, 13 orang meninggal dunia, dan 10 lainnya masih dalam pencarian.

Langkah Pencegahan Longsor Susulan

Untuk mencegah longsor susulan, langkah cepat dilakukan di kawasan hulu. 

Dandim 0703 Cilacap, Letkol Inf Andi Aziz menjelaskan pihaknya bekerja sama dengan tim geologi UGM untuk menganalisis struktur tanah.

“Dari pihak geologi UGM sudah melakukan analisa. Mereka sempat meninjau lokasi awal longsor dan melakukan sodetan agar aliran sungai tidak lagi menuju titik longsor,” ujar Andi di lokasi kejadian, Cilacap, pada Minggu, 16 November 2025.

Pengalihan aliran sungai ini dilakukan agar material tidak kembali menumpuk di area rawan jika hujan deras turun lagi.

Warga di Zona Merah Harus Direlokasi

Di sisi lain, Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap, Sadmoko Danardono menegaskan relokasi warga adalah langkah wajib demi keselamatan.

“Dalam satu dua hari ke depan akan kami data secara akurat baik korban maupun warga di sekitar potensi longsor yang wajib kita relokasi,” kata Sadmoko dalam pernyataan resminya, pada Minggu, 16 November 2025.

Ia menegaskan, wilayah yang masuk di zona merah dinilai tidak aman untuk kembali dihuni.

“Kami wajibkan daerah yang diperiksa ini sebagai daerah merah karena rawan potensi bencana alam dan tidak layak sebagai tempat hunian,” paparnya.

Pemerintah daerah meminta waktu untuk menginventarisasi jumlah warga yang harus dipindahkan.

“Beri kami waktu dan pada saatnya nanti akan kami inventarisasikan secara menyeluruh,” tutupnya.

Pemantauan Masih Terus Berlanjut

Insiden longsor yang terjadi di Cilacap maupun Banjarnegara, menunjukkan potensi pergerakan tanah masih menjadi ancaman yang perlu diwaspadai. 

Hal tersebut membuat tim gabungan terus melakukan asesmen di kedua wilayah, sementara BPBD mengimbau warga untuk tetap berada di tempat aman hingga situasi dinyatakan stabil.

Upaya penanganan dilakukan sambil menunggu kondisi cuaca yang lebih bersahabat, mengingat intensitas hujan beberapa hari terakhir cukup tinggi dan menjadi faktor utama terjadinya longsor di Jawa Tengah.***

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *