Mediapewarta.com Kota Batu ; Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Republik Indonesia gelar sosialisasi pengobatan diare dengan tema ” Gemas Dalam Sosialisasi Pengobatan Diare ” di hall Batu Suki Restauran yang beralamatkan di jalan Indra Heri Kecamatan Batu Kota Batu Jawa Timur Indonesia. Minggu ( 19/11/2023 ) siang.
Pada kegiatan tersebut langsung oleh Kepala Seksi Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan Subdirektorat Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan Kementerian Kesehatan RI drg. Antony Azarsyah, MKM Anggota DPR RI Muh Hasanuddin Wahid Dapil 5 , Ketua DPC PKB Kota Batu Nurochman, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu drg Kartika Trisulandari dan masyarakat kota Batu.
Pada sosialisasi ini, kepala Dinas Kesehatan Kota Batu drg Kartika Trisulandari memberikan pemahaman kepada peserta sosialisasi cara hidup sehat , apa itu diare dan bagaimana mengantisipasi terjadi diare dan penanganan apabila terjadi diare terutama pada balita.
Kepala Seksi Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan Subdirektorat Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan Kementerian Kesehatan RI drg. Antony Azarsyah, MKM menjelaskan bahwa pada hari ini dilaksanakan sosialisasi gerakan hidup sehat terutama pengobatan diare.
” Khusunya diare pada balita sangat berkontribusi pada kematian bayi dan balita.
Diare pada balita juga bisa menyebabkan terjadinya stunting, jadi program diare khususnya pada balita itu mendukung program perioritas nasional terkait penurunan kematian bayi dan balita.
Kemudian juga terkait penurunan angka stunting.
Jadi sosialisasi ini sangat penting dilaksanakan agar masyarakat mengetahui bagaimana penanganan diare khususnya di lingkungan rumah tangga.
Apabila mengalami diare diharapkan agar segera membawa balita ke puskesmas karena diare apabila lambat ditangani akan bisa menyebabkan kematian balita “, jelasnya.
Disinggung terkait keterlibatan anggota DPR RI komisi 10, drg. Antony Azarsyah MKM menjelaskan bahwa pihaknya bermitra dengan Komisi 10 DPR RI untuk mensosialisasikan terkait pengobatan diare.
” Kami bermitra dengan DPR RI untuk mensosialisasikan program – program pemerintah khususnya kami dari kesehatan untuk mensosialisasikan program kesehatan pada masyarakat di seluruh Indonesia.
Dan pada kegiatan ini diikuti oleh masyarakat umum, jadi target kegiatan ini adalah masyarakat umum untuk mendapatkan sosialisasi pengobatan diare.
Namun tidak hanya sosialisasi pengobatan diare saja nantinya keliling juga untuk mensosialisasikan pengobatan penyakit lainnya.
Diharapkan dengan sosialisasi ini masyarakat bisa mengetahui apa itu diare, bisa segera membawa balitanya bola terkena diare agar tidak menyebabkan kematian atau stunting.
Masyarakat perlu kita tingkatkan pemahamannya bagaimana penangana diare dan pencegahannya dengan harapan diare jangan sampai terjadi dan kalau memang terjadi bagaimana penanganannya yang tepat oleh temen-temen di Puskesmas dan rumah sakit agar sembuh dan tidak terjadi diare berulang “, teganya.
Muh Hasanuddin Wahid yang diwakili oleh Wakil Ketua DPRD kota Batu Nurochman menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi ini merupakan program dari kementerian kesehatan di bawah aspirasi oleh Muh Hasanuddin Wahid untuk masyarakat kota Batu.
” Tujuan dari gerakan masyarakat hidup sehat ini salah satunya mengambil tema penanganan penyakit diare.
Secara spesifik penyakit diare ini tidak menjadi program unggulan didaerah padahal itu sangat penting dan urgen.
Dalam artian penyakit diare yang dipaparkan oleh Dina kesehatan kota batu bahwa ada data di kota Batu ini ada sekitar 700 kasus diare, walaupun tidak berakibat meninggal dunia. Itu kan termasuk besar untuk balita.
Jadi dalam hal ini, pencegahan dan pemahaman penyakit diare ini sangat penting supaya masyakata tahu ketika ada yang terjangkit penyakit diare bisa segera mengatasi dan bisa menentukan langkah-langkah apa yang harus dilakukan.
Dengan harapan , balita yang terkena penyakit diare jangan sampai meninggal dunia, selain itu, diare juga bisa mempengaruhi pertumbuhan anak atau stunting
Ada dua hal, bahwa diare juga harus menjadi perioritas program pemerintah karena dampaknya bisa mempengaruhi pertumbuhan balita ” jelasnya.