Kisah asal Mula Hari Ceng Beng, Hari Ceng Beng atau Qing Ming

banner 728x90

Mediapewarta.com – Ya memang sampai hari ini, masih banyak masyarakat Tionghoa yg keliru menganggap Cheng  Beng ini sebagai perayaan agama.

Sehingga, terkadang mereka yang beragama di luar Kong Hu Cu merasa beda bila mengikuti prosesi Cheng Beng ini. Padahal sesungguhnya Cheng Beng ini adalah adat istiadat Orang Tionghoa, dan adat itu merupakan bagian daripada kebudayaan.

Jadi tidak bisa juga diingkari, jika Tionghoa bisa melupakan budaya leluhur mereka sendiri.

Kisah asal Mula Hari Ceng Beng, Hari Ceng Beng atau Qing Ming
(Hanzi : 清明) adalah suatu hari ziarah tahunan bagi etnis Tionghoa.

Maka Hari Ceng Beng biasanya jatuh pada tanggal 5 April untuk setiap tahunnya. Warga Tionghoa biasanya akan datang ke makam kuburan orang tua atau leluhur untuk membersihkannya dan sekalian bersembahyang/pai di makam  tersebut sambil membawa buah-buahan, kue-kue, makanan, serta karangan bunga.

Lalu kenapa disetiap kubur, diatasnya disebarkan/diletakkan kertas perak atau kuning setiap kali selesai dibersihkan?
Konon menurut cerita rakyat, asal mula ziarah kubur atau Ceng Beng ini berawal dari zaman kekaisaran Zhu Yuan Zhang, pendiri Dinasti Ming (1368-1644 M).

Zhu Yuanzhang awalnya berasal dari sebuah keluarga yang sangat miskin.
Karena itu dalam membesarkan dan mendidik Zhu Yuanzhang, orangtuanya meminta bantuan kepada sebuah kuil. Ketika dewasa, Zhu Yuanzhang memutuskan untuk bergabung dengan pemberontakan Sorban Merah, sebuah kelompok pemberontakan anti Dinasti Yuan (Mongol).

Berkat kecakapannya, dalam waktu singkat ia telah mendapat posisi penting dalam kelompok tersebut; untuk kemudian menaklukkan Dinasti Yuan (1271-1368 M); sampai akhirnya Beliau menjadi seorang kaisar. Setelah menjadi kaisar, Zhu Yuanzhang kembali ke desa untuk menjumpai orangtuanya. Sesampainya di desa ternyata orangtuanya telah meninggal dunia dan tidak diketahui keberadaan makamnya.

Kemudian untuk mengetahui keberadaan makam orangtua nya, sebagai seorang kaisar, Zhu Yuan Zhang memberi titah kepada seluruh rakyatnya untuk melakukan ziarah dan membersihkan makam leluhur mereka masing-masing pada hari yang telah ditentukan.
Selain itu, diperintahkan juga untuk menaruh kertas kuning di atas masing-masing makam, sebagai tanda makam telah dibersihkan.

Setelah semua rakyat selesai berizarah, kaisar memeriksa makam-makam yang ada di desa dan menemukan makam-makam yang belum dibesihkan serta tidak diberi tanda.
Kemudian kaisar menziarahi makam-makam tersebut dengan berasumsi bahawa di antara makam-makam tersebut pastilah merupakan makam orangtua, sanak keluarga, dan leluhur nya. Hal ini kemudian dijadikan tradisi untuk setiap tahunnya.

Tujuan dari perayaan Ceng Beng ini sendiri adalah agar supaya semua kerabat dekat, saudara, anak-anak, bisa berkumpul bersama, agar hubungan semakin erat  dan terjaga.

( Red )

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *