WONOSOBO – Upaya penertiban dan pengelolaan pendakian gunung di Jawa Tengah mendapatkan dukungan strategis dari tingkat tapak. Rumah Potong Hewan (RPH) Anggrunggondok, yang wilayah kerjanya mencakup kawasan hutan penting di Kabupaten Wonosobo, secara resmi menyatakan kesiapan dan dukungan penuh terhadap penerapan sistem Tiket Pendakian.
Komitmen ini disampaikan dalam forum diskusi terbatas yang digelar di Rumah Dinas Anggrunggondok, Dusun Gajian, Desa Reco, Kecamatan Kretek, Kamis (14/11/2024). Pertemuan ini menghadirkan Kepala RPH (KRPH) Anggrunggondok, Anton Kuswoyo, didampingi para mandor lapangan, Suyoko dan Tolik. Sementara dari Tim Tiket Pendakian Area Jawa Tengah hadir Rahmad dan Dimas.
Dalam dialog yang berlangsung santai namun produktif itu, dibahas detail kesiapan wilayah kerja RPH Anggrunggondok untuk diintegrasikan ke dalam sistem pendaftaran dan monitoring pendaki berbasis tiket. Anton Kuswoyo menegaskan, dukungan ini diberikan karena sistem tersebut dinilai sejalan dengan misi pengelolaan kawasan hutan yang lebih bertanggung jawab.
“Prinsip kami siap dan mendukung penuh. Ini bukan sekadar aturan, tetapi upaya konkret untuk keselamatan pendaki dan kelestarian hutan. Dengan sistem yang terdata, pengawasan terhadap aktivitas ilegal seperti perambahan atau sampah bisa lebih efektif,” ujar Anton kepada siaptv.com.
Di sisi lain, perwakilan tim Tiket Pendakian Jateng menyampaikan apresiasi tinggi. Mereka menilai dukungan dari pengelola hutan di level RPH merupakan kunci sukses implementasi. “RPH dan mandor adalah mata dan telinga di lapangan. Sinergi ini vital untuk memastikan sistem berjalan lancar, mulai dari titik kumpul, jalur pendakian, hingga pos-pos penting,” jelas Rahmad.
Dengan dukungan ini, penerapan Tiket Pendakian di wilayah Gunung Segoro (contoh) atau kawasan konservasi di bawah pengawasan RPH Anggrunggondok diperkirakan akan segera bisa direalisasikan. Langkah ini diharapkan menjadi model pengelolaan wisata alam yang tertib, aman, dan berkelanjutan di Wonosobo.












