Mediapewarta.com Kota Batu ; Pemerintah Kota Batu melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), bakal membantu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan pengrajin se-Kota Batu, dalam hal pemasaran produk.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala DPMPTSP Kota Batu, Dyah Liestina, saat membuka kegiatan “Njagong Bareng Edisi ke-2 Tahun 2024 bersama Pelaku UMKM dan Pengrajin se-Kota Batu”, di Kafe Chatten, Desa Bumiaji, Selasa (30/4/2024).
Dalam upayanya itu, Dyah mengaku akan bekerja sama dengan sejumlah instansi seperti Diskumperindag, Diskominfo, Dispertan, Disnaker, hingga PLUT, PHRI, BPJS Ketenagakerjaan, Bank Jatim, dan Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Kota Batu.
“Kami sedang membuat aplikasi yang akan terkoneksi dengan aplikasi milik Provinsi Jatim yaitu Poin Jatim. Nantinya UMKM dan pengrajin Kota Batu bisa memanfaatkan itu untuk memasarkan produknya. Jadi pemasarannya nanti tidak hanya di tingkat lokal tapi juga di Provinsi Jatim bahkan ke nasional,” kata Dyah.
Menurut Dyah, apa yang dilakukannya ini merupakan tindak lanjut dari arahan Pj. Wali Kota Batu, yang menginginkan investasi di Kota Batu terus ditingkatkan.
“Kami diminta pak wali untuk meningkatkan investasi. Harapan kami, sekecil apapun usaha bapak ibu, dapat membantu meningkatkan investasi di Kota Batu,” imbuh Dyah.
Rocky, narasumber dari PHRI Kota Batu, mengungkapkan bahwa hotel-hotel di Kota Batu sebenarnya siap membantu memasarkan dengan cara menampung produk-produk UMKM dan kerajinan untuk di display di hotel-hotel. Asalkan para pelaku UMKM dan pengrajin bisa menyediakan produk unggulan dan berkomitmen kuat.
“Hotel itu kesulitan mencari barang untuk dijual ke tamu hotel. Dulu pernah kerja sama dengan UMKM dan supplier buah dan sayur, namun ada yang berhasil dan ada yang gagal. Awalnya mereka bisa menyediakan produk yang bagus, namun lama-kelamaan kualitasnya turun bahkan tidak menyediakan lagi,” kata Rocky.
Rocky juga menyarankan agar pelaku UMKM dan pengrajin lebih serius dalam memanfaatkan digital marketing, termasuk dengan memanfaatkan media sosial. Hal yang perlu diingat, menurut Rocky, adalah kualitas produk harus dijaga, kemasan harus menarik, memiliki personal branding dan rajin melakukan survey pasar.
Sementara itu Sofi, salah satu pengrajin kain batik, mengaku senang dengan adanya fasilitasi dari Pemkot Batu ini. Ia berharap Pemkot Batu dan jajarannya terus konsisten dalam membantu pelaku UMKM dan pengrajin.
“Kalau masalah pelatihan sudah masyaallah ya. Dari dinas sudah sangat sering melakukan, tetapi permasalahannya adalah di bidang pemasarannya. Jadi alangkah baiknya kalau para selebgram atau influencer di Kota Batu juga dilibatkan oleh Pemkot Batu untuk membantu pemasaran produk-produk kami,” kata Sofi.
Sesuai temanya, yakni “Potensi dan Peluang Maju bersama Produk Kerajinan Kota Batu”, Dyah berharap forum Njagong Bareng ini bisa menjadi wadah untuk diskusi dan mengembangkan produk unggulan Kota Batu agar bisa go public bahkan go internasional.