Berita  

Sindikat Pencuri “Laban” Tewas Dihakimi Massa di Sedati, Kerugian Capai Miliaran Rupiah

banner 728x90

Sidoarjo – Aksi begal aset pertanian berakhir tragis bagi enam pelaku yang diduga sindikat pencuri pintu air tambak atau “laban”. Setelah berulang kali menjadi teror bagi petambak di wilayah Tambak Segoro, Kecamatan Sedati, keenam pria asal Pasuruan itu akhirnya diringkus massa dalam kondisi babak belur, Jumat (19/12/2025) sore. Aksi main hakim sendiri warga ini dipicu oleh luapan emosi akibat kerugian materi yang ditaksir mencapai miliaran rupiah akibat aksi pencurian berulang.

Berdasarkan keterangan Kepala Desa Tambak Segoro, Anik Machmudah, modus operandi sindikat ini terbilang nekat dan terorganisir. “Mereka beraksi menggunakan perahu pada siang bolong, sekitar pukul 15.30 WIB. Warga sudah lama curiga karena dua hari sebelumnya mereka terpantau melakukan pengintaian, namun berhasil kabur,” ujar Anik saat dikonfirmasi media. Satu unit “laban” yang menjadi target memiliki nilai ekonomis fantastis, berkisar antara Rp 10 juta hingga Rp 25 juta tergantung ukuran dan materialnya. Kehilangan komponen vital ini langsung mengganggu sistem pengaturan air tambak dan mengancam gagal panen.

Kepiawaian warga dalam pengintaian menjadi kunci penangkapan. Melihat gerak-gerik mencurigakan, masyarakat tidak langsung bertindak gegabah. Mereka melakukan pengamatan dari kejauhan, memastikan pelaku mulai membongkar “laban”, lalu melaporkan ke kepala desa. “Kami sengaja menunggu hingga jumlah warga cukup banyak karena diduga pelaku membawa senjata tajam atau bahan berbahaya seperti bom detonator (bondet),” jelas Anik. Menjelang maghrib, puluhan warga bergerak cepat mengepung lokasi. Meski sempat berupaya melarikan diri menggunakan perahu, keenam pelaku akhirnya terjebak dan diamuk massa yang sudah geram.

Kapolsek Sedati, Iptu Masyita, membenarkan insiden tersebut. “Para tersangka sedang dalam perawatan intensif di RS Bhayangkara Porong dalam kondisi kritis akibat dikeroyok warga. Mereka tidak membawa identitas dan belum dapat dimintai keterangan,” tegasnya. Polisi kini mengamankan barang bukti perahu dan alat yang digunakan untuk membongkar. Meski memahami kegeraman warga, polisi mengimbau agar proses hukum diserahkan kepada pihak berwenang. “Kami menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan tindakan main hakim sendiri. Mari jaga ketertiban dan keselamatan bersama. Proses hukum akan kami jalankan segera setelah kondisi tersangka memungkinkan,” pungkas Iptu Masyita.

Peristiwa ini menyisakan peringatan keras tentang pentingnya pengawasan lingkungan dan kolaborasi yang lebih sistematis antara warga dengan aparat untuk mencegah aksi serupa. Kerugian ekonomi yang diderita petambak akibat sindikat ini diperkirakan telah mencapai angka miliaran rupiah dalam beberapa bulan terakhir.
 

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!